In-depth Interview adalah sebuah pekerjaan design research yang melibatkan wawancara langsung dengan sekelompok orang, untuk mendapatkan insight yang berkaitan dengan produk yang ingin dibuat.
Detail setiap langkah dalam kegiatan ini, dijabarkan dengan detail dalam bagian berikut.
Dalam fase ini, lead researcher, research consultant dan klien, akan bertemu untuk membahas output dari kegiatan ini. Gunakan kesempatan ini untuk menggali sedalam mungkin tentang tujuan kegiatan, latar belakang serta gambaran lebih besar tentang project keseluruhan. Jika ada hal yang harus disepahamkan, maka pastikan untuk ditanyakan dan didapatkan kesepakatan dalam rapat ini. Pastikan juga detail teknis dibahas di sini, terutama tentang sasaran responden, tata cara pelaksanaan interview, hingga artifak apa saja yang diperlukan klien, terutama jika ada tambahan dari standar deliverable Labtek Indie.
Fase ini adalah fase untuk mendapatkan responden yang akan diwawancara. Biasanya, Labtek Indie akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk melakukan ini. Yang perlu dilakukan lead researcher adalah berkomunikasi dengan pihak ketiga ini, untuk memastikan jumlah dan profil responden yang dibutuhkan. Silakan berkoordinasi dengan research consultant, untuk menginisiasi kontak dengan pihak ketiga ini. Setelah jumlah dan profil responden dipastikan, maka pihak ketiga akan berjalan sendiri secara paralel untuk mendapatkan responden dan lead researcher bisa fokus di mempersiapkan wawancara.
Di fase ini, lead researcher akan memformulasikan guidance atau panduan interview. Ini terutama berupa poin-poin apa saja yang ingin dipelajari dari pertemuan dengan responden. Panduan ini kemudian bisa diturunkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Meski demikian, perhatikan bahwa urutan pertanyaan bisa jadi tidak penting, karena kita ingin melakukan interview dengan se-alamiah mungkin.
Beberapa contoh interview guide:
Setelah Interview Guide dibuat, maka lead researcher bertugas untuk mengkonfirmasikan guide ini dengan klien. Lead bisa memberikan file berisi guide ke klien dan kemudian membahas guide ini satu demi satu di dalam meeting, baik secara fisik maupun video call. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa interview guide ini sesuai dengan insight yang ingin didapat dan dipelajari oleh klien, serta untuk menyepakati ekspektasi bersama tentang hasil wawancara, setidaknya di tahap awal.
Jika Interview Guide telah disepakati dengan klien, maka lead researcher harus memberitahukan guide ini kepada co-researcher, sehingga mereka juga memiliki gambaran tentang siapa yang akan diwawancara dan apa saja yang akan dibahas.
Saat pelakasanan interview ini, lead researcher perlu bisa memastikan bahwa alat-alat perekam audio dan video sudah disiapkan. Biasanya, pihak penyedia responden sudah mengatur jadwal wawancara, mereka yang akan mengantarkan researcher ke tempat responden. Persiapkan diri lead dan co-researcher untuk siap di tempat wawancara sebelum jam yang dijanjikan.
Saat wawancara, silakan lakukan wawancara dengan sebaik-baiknya. Buka dengan interaksi yang bisa membuat responden nyaman untuk bercerita, lalu mengobrol lah seperti saat berbicara dengan teman. Silakan ikuti guide interview, namun pastikan bahwa alurnya bisa alami dan tidak dipaksakan. Pastikan bahwa semua pernyataan bisa terekam serta dokumentasi gambar bisa terambil dengan baik. Co-researcher juga bisa menggunakan waktu ini untuk mencatat gesture responden saat bercerita, untuk memperkaya data wawancara.
Ingat bahwa wawancara ini dilakukan dengan perspektif master-apprentice. Sebagai researcher, tujuan kita bertemu responden adalah untuk belajar darinya tentang bagaimana perilaku serta pendapatnya dalam konteks project yang sedang dijalankan.
Setelah wawancara dilakukan, maka co-researcher akan memasukkan semua hasil wawancara ke dalam format UX Nugget di dalam Airtable. Seteiap temuan wawancara seperti pernyataan oleh seorang responden harus dimasukkan dan diarsipkan dengan rapi di sini.
Untuk mengisi UX Nugget dengan lengkap, maka co-researcher juga perlu untuk mengupload rekaman wawancara baik audio maupun video. Dan kemudian menganotasi setiap pernyataan, sehingga bisa tertulis dengan jelas, sebuah pernyataan muncul di menit dan detik keberapa.
Setelah UX Nugget dilengkapi dengan pernyataan yang telah dianotasi, maka lead researcher bisa melanjutkan dengan merumuskan insight dari temuan ini, dengan mengamati pola-pola tertentu. Insight ini harus dirumuskan dengan juga melihat konteks project serta siapa yang berbicara. Untuk mempermudah dalam merumuskan insight ini, maka dari sebuah pernyataan, bisa diturunkan terlebih dahulu tema-tema dari beberapa pernyataan yang mirip. Selain itu, gunakan juga rekaman sebagai acuan, untuk mengingat lebih dalam tentang pernyataan seorang responden.
Berbekal insight yang dirumuskan tadi, maka lead researcher kini bisa membuat laporan hasil wawancara ini. Ceritakan hal-hal berikut di dalam laporan:
Buatlah laporan ini dalam format yang naratif dan menggugah saat dibaca. Kunci pentingnya adalah bercerita, alih-alih hanya memaparkan temuan.
Saat laporan telah selesai dibuat, maka presentasikan hasil wawancara dalam meeting dengan klien. Gunakan kesempatan ini untuk menceritakan dengan detail, temuan-temuan kunci hasil wawancara, sehingga klien mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dari sudut pandang baru mengenai produk yang ingin ia buat. Dalam meeting ini, Research Consultant juga harus hadir, sehingga hasil kegiatan ini, bisa difollow up dengan baik dalam kegiatan berikutnya.